Tuesday, December 31, 2024

Strategi Pengelolaan Karbon Biru di Indonesia

9 Juli 2021 , dibaca 6915 kali.

Nomor: SP. 217/HUMAS/PP/HMS.3/07/2021

Ekosistem pesisir di Indonesia terutama mangrove, padang lamun dan kawasan rawa payau memiliki potensi cadangan karbon biru yang sangat besar, yaitu sebagai penyerap serta penyimpan karbon alami yang kapasitasnya melebihi hutan tropis daratan. Guna menyusun persepsi bersama terkait konsep pengelolaan dan pengembangan karbon biru di Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali menyelenggarakan Diskusi Pojok Iklim pada Hari Rabu 7 Juli 2021 dengan mengangkat tema “Strategi Pengelolaan Karbon Biru di Indonesia”.

Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim, Sarwono Kusumaatmadja, menyampaikan dalam sambutannya bahwa Indonesia memiliki basis sumber daya alam dan potensi karbon biru yang sangat kaya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Hal ini didukung oleh fakta bahwa wilayah Indonesia meliputi lebih dari 60% dari total wilayah Coral Triangle dunia, yang terutama didominasi oleh bagian timur Indonesia. Pemerintah saat ini sudah melakukan rehabilitasi mangrove sebagai salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Dunia sedang mengalami akselerasi perubahan iklim, dan perekonomian dunia akan menyesuaikan dengan tantangan tersebut. Dengan potensi ekonomi dan ekologi yang sangat besar, kita harus mengatur mindset bahwa Indonesia merupakan negara climate super power,” ujar Sarwono.

Kemudian, Direktur Kehutanan dan Sumber Daya Air, Kementerian PPN/BAPPENAS, Nur Hygiawati Rahayu, menyampaikan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, perubahan iklim masuk ke dalam Prioritas Nasional 6 dengan program prioritas yaitu pembangunan rendah karbon dan peningkatan ketahanan bencana dan iklim. Proyek antar kementerian dan lembaga dalam hal ini antara lain rehabilitasi mangrove. Secara umum, tantangan tata kelola mangrove adalah degradasi ekosistem, kurangnya data dan metodologi terstandardisasi, serta kurangnya kapasitas teknis, koordinasi, pendanaan dan pilot project.

“Strategi pengelolaan lahan basah dapat dilakukan dengan memperkuat database, kolaborasi berbagai pihak, merancang strategi dan mengintregasikan peta jalan, serta mengkonsentrasikan pemberdayaan masyarakat dan penataan ruang,” ujar Nur.

Selanjutnya, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, KKP, Andi Rusandi menyampaikan bahwa ekosistem karbon biru berpotensi menyerap 50% karbon yang ada di atmosfer. Perluasan kawasan konservasi perairan dengan target 32,5 juta hektar di tahun 2030, ditargetkan setidaknya 20 juta hektar yang dikelola dengan baik sehingga ekosistem mangrove dan lamun dapat berfungsi secara optimal. Saat ini setidaknya 92,73% ekosistem lamun sudah masuk ke dalam kawasan konservasi. Penetapan kawasan konservasi sebagai legal basis yang kuat membutuhkan pengelola, SDM, dan anggaran.

“Diperlukan pengawalan dari pusat sehingga target konservasi sama-sama dapat dicapai antara pusat dan daerah. Inovasi, kolaborasi, penyadartahuan menjadi poin penting dalam usaha konservasi ini,” ujar Andi.

Disamping itu, Direktur Pengelolaan Sampah, Ditjen PSLB3, Novrizal Tahar, menyampaikan bahwa sampah merupakan salah satu ‘predator’ bagi ekosistem pesisir di Indonesia. Timbulan sampah di lautan berasal dari kebocoran sampah dari daratan ke perairan serta aktivitas di lautan. Saat ini, Indonesia sedang mengimplementasikan Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2018 tentang penanganan sampah laut, bahwa Indonesia akan menurunkan sampah laut sebesar 70% pada tahun 2025. Rencana aksi yang dilakukan meliputi lima kelompok kerja yang terintegrasi dengan berbagai lembaga.

“Hingga tahun 2020, dapat kita pastikan terjadi penurunan sampah laut sebesar 15,30%, sehingga ini menunjukkan adanya upaya dan masifnya gerakan untuk memastikan sumberdaya karbon biru terjaga dengan baik. Potensi untuk menjadi negara super power dengan tiga hamparan mangrove, lamun, dan terumbu karang akan sia-sia jika kita tidak menangani persoalan sampah laut,” ujar Novrizal.

Lebih lanjut, Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan Verifikasi, Ditjen PPI, KLHK, Syaiful Anwar menyampaikan bahwa karbon biru atau coastal wetland perlu menjadi pertimbangan dalam menghitung keluaran dan serapan emisi GRK Indonesia. Untuk membangun mutual trust dan confidence sebagaimana dalam mekanisme Enhanced Transparency Framework, negara-negara diminta untuk menyampaikan laporan inventarisasi emisi GRK nasional sesuai pedoman dari IPCC. Dalam hal ini, mangrove yang diinventarisasi tidak hanya hutan mangrove saja, tapi juga mangrove di lahan yang tidak berhutan.

“Mulai tahun 2021, carbon pool mangrove akan ditambah dengan tanah mangrove, karena mangrove sebagai vegetasi pesisir mampu menyimpan karbon dalam tanah hingga 78%. Kalau mangrove tidak di konservasi dan malah dikonversi, akibatnya mangrove dapat menjadi emitter (GRK),” ujar Syaiful.

Penasihat Senior Menteri LHK, Efransjah dalam sambutan penutupnya menyampaikan bahwa Indonesia perlu mengetahui komunitas karbon biru yang dimiliki, salah satunya dengan inventarisasi GRK. Harapannya, vegetasi mangrove dapat menyumbang angka pengurangan karbon. Segala strategi umum, instrumen hukum, dan pengelolaan dalam upaya menjaga kesehatan lahan basah serta pengelolaan sampah dengan demikian perlu diseksamai sedemikian rupa sebagai fokus kontribusi aksi mitgasi dan adaptasi perubahan iklim.

Diskusi yang dipandu oleh Kepala Sub Direktorat Pemantauan Pelaksanaan Migitasi, Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim, Ditjen PPI KLHK, Yulia Suryani ini dihadiri oleh lebih dari 530 peserta yang terdiri dari Kementerian/Lembaga, organisasi non-pemerintah, perguruan tinggi, sektor privat dan individu.


Sumber :

https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6047/strategi-pengelolaan-karbon-biru-di-indonesia

Monday, December 30, 2024

Pengelolaan Ekosistem Karbon Biru Diintegrasikan dengan Kebijakan Perubahan Iklim

May 30, 2023

Foto udara hutan mangrove Jembatan Cinta di Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (10/5/2023). Mangrove dianggap sebagai karbon biru karena memiliki potensi dalam penyerapan jumlah karbon yang lebih tinggi secara alami.


Ekosistem karbon biru berupa mangrove dan padang lamun memiliki potensi yang sangat besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim di sektor kelautan dan perikanan. Melalui kerja sama dengan Badan Pembangunan Perancis, pengelolaan ekosistem karbon biru akan diintegrasikan dengan kebijakan perubahan iklim nasional.

Hal tersebut mengemuka dalam acara bertajuk ”Integrasi Karbon Biru dalam Kebijakan Perubahan Iklim di Indonesia” di Jakarta, Senin (29/5/2023). Acara ini sekaligus menjadi peresmian dan sosialisasi terkait dengan pelaksanaan proyek karbon biru antara Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Dana Perwalian Perubahan Iklim Indonesia(ICCTF) bersama Badan Pembangunan Perancis (AFD)

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas Sri Yanti mengemukakan, pembangunan rendah karbon telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Hal ini merupakan sebuah program prioritas untuk meningkatkan kualitas lingkungan, ketahanan bencana, dan perubahan iklim.

Pengukuran emisi untuk ekosistem karbon biru, khususnya mangrove, di Indonesia terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik di berbagai wilayah.

Salah satu upaya dalam pembangunan rendah karbon ialah mengoptimalisasi potensi ekosistem karbon biru berupa mangrove dan padang lamun. Upaya ini dilakukan dengan langkah strategis untuk peningkatan kualitas dan kelestarian dari ekosistem tersebut.

Menurut Sri, kunci optimalisasi potensi karbon biru dalam mitigasi perubahan iklim dilakukan melalui perdagangan karbon internasional dan kontribusi dalam penurunan emisi sesuai dengan dokumen kontribusi nasional (NDC). Akan tetapi, hal ini tetap membutuhkan sejumlah dukungan, mulai dari aspek kebijakan, sumber daya, hingga koordinasi.

”Kita memerlukan identifikasi kebutuhan kebijakan ekosistem karbon biru untuk mitigasi perubahan iklim dan instrumen teknis pendukung lainnya. Oleh karena itu, kita juga memerlukan integrasi pengelolaan ekosistem karbon biru ke dalam kebijakan keanekaragaman hayati dan iklim Indonesia,” ujarnya.

Kebutuhan terkait integrasi pengelolaan ekosistem baru diwujudkan melalui kerja sama antara Bappenas dan ICCTF dengan AFD yang mengalokasikan pendanaan sebesar 620.000 euro atau sekitar Rp 9,9 miliar. Kerja sama dengan durasi proyek tiga tahun ini akan berfokus mengelola ekosistem karbon biru di tiga lokasi, yakni Juru Seberang (Belitung), Likupang (Sulawesi Utara), dan Raja Ampat (Papua Barat).

Proyek kerja sama ini bertujuan mengintegrasikan karbon biru ke dalam kebijakan nasional dan sub-nasional melalui implementasi Kerangka Kerja Strategis Karbon Biru Indonesia. Tujuan lainnya ialah meningkatkan baseline, inventarisasi, dan kapasitas pemantauan, pelaporan, dan verifikasi (MRV) pemangku kepentingan nasional dan daerah.

Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan kebijakan-kebijakan pendukung implementasi karbon biru untuk mitigasi perubahan iklim dan kontribusi penurunan emisi. Kemudian diharapkan juga dapat menjawab tantangan pengelolaan ekosistem karbon biru meliputi degradasi kualitas ekosistem, keterbatasan data, serta ketiadaan standardisasi metode MRV.

”Terakhir, diharapkan akan terjadi peningkatan kapasitas pemangku kepentingan untuk implementasi karbon biru dalam upaya penurunan emisi dan perdagangan karbon internasional,” ucap Sri.


Pengukuran emisi

Kepala Sub-Direktorat Inventarisasi Gas Rumah Kaca Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Budiharto mengatakan, dalam pedoman Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), karbon biru kerap dikaitkan dengan ekosistem pesisir. Ekosistem ini meliputi mangrove, rawa pasang surut, dan padang lamun.

”Ekosistem karbon biru memiliki kandungan karbon yang tinggi. Dalam konteks melakukan pengukuran, nantinya akan tergantung dari metodologi yang diterapkan. Nantinya juga bisa dilihat aktivitasnya masuk antropogenik atau non-antropogenik,” ucapnya.

Menurut Budi, ketersediaan data, khususnya terkait kerusakan yang terjadi di padang lamun, merupakan salah satu aspek terpenting dalam mengukur emisi di ekosistem ini. Sementara untuk mangrove, pengukuran emisi di ekosistem ini telah dilaporkan pada inventarisasi gas rumah kaca dan program penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).

Direktur Eksekutif ICCTF, Tonny Wagey, mengatakan, upaya pengelolaan ekosistem karbon biru telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Pada 2017, sejumlah kementerian dan lembaga serta pihak terkait lainnya telah menginisiasi kerangka kerja strategis karbon biru. Saat itu, aspek kolaborasi dan MRV juga telah dibahas meski belum menemui titik terang.

Tonny menekankan bahwa pengukuran emisi untuk ekosistem karbon biru, khususnya mangrove di Indonesia, terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik di sejumlah wilayah. Sebab, mangrove di setiap wilayah di Indonesia, seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Papua, memiliki karakteristik yang berbeda-beda.


Sumber :

https://www.icctf.or.id/pengelolaan-ekosistem-karbon-biru-diintegrasikan-dengan-kebijakan-perubahan-iklim/

Sunday, December 29, 2024

Waktu yang Tepat untuk Menanam Pohon, Pagi atau Sore Hari?

7 Januari 2023

Ternyata ada waktu yang tepat untuk menanam pohon agar bisa tumbuh dengan subur. Memiliki banyak pohon di sekitar rumah atau di sekitar tempat tinggal bisa memberikan banyak dampak baik. Pohon merupakan makhluk hidup yang bisa membantu mengatasi polusi dan pemanasan global.

Hampir semua tanaman termasuk beragam pohon besar melakukan fotosintesis untuk bertahan hidup. Proses fotosintesis yang dilakukan membuat banyak karbon dioksida diserap dan digantikan dengan oksigen yang menyegarkan.

Bahkan, beberapa jenis pohon juga bisa membantu menyerap polutan berbahaya lainnya, lo.

Jadi, dengan menanam banyak pohon, jumlah polusi bisa berkurang dan udara jadi lebih segar. Tapi ternyata untuk menanam pohon tidak boleh sembarangan, lo. Cara yang salah justru akan membuat pohon tidak tumbuh maksimal hingga justru mati.


Kapan Waktu yang Tepat untuk Menanam Pohon?

Bila teman-teman ingin menanam bibit pohon, jangan lalukan pada hari yang hangat, cerah, atau pada hari yang berangin. Kondisi cuaca seperti itu akan membuat bibit pohon mengalami kejutan transplantasi.

Kejutan transplantasi adalah kondisi ketika tumbuhan merasa terkejut karena dipindahkan dari tempat asal ke tempat baru. Kondisi itu akan menyebabkan beberapa masalah seperti pertumbuhan yang terhambat.

Bahkan bila kondisi tanah baru sangat buruk atau cuaca tidak sesuai, pohon yang ditanam bisa tumbuh kerdil dan tidak bisa kembali seperti semula. Kejutan transplantasi itu biasanya disebabkan kelembapan yang dimiliki pada tanah sebelumnya berganti dengan cepat.

Jadi, saat akan menanam pohon perhatikan kondisi angin dan matahari di sekitar tempat menanam. Baiknya, tanam bibit pohon pada hari yang mendung atau pada sore hari ketika angin sedang tenang. Pemilihan waktu sore hari atau saat mendung akan membuat bibit tumbuhan lebih nyaman dengan tanah barunya.

Setelah proses menanam selesai, berikan air yang cukup. Lalu, ulangi penyiraman pada pagi atau sore hari agar. Untuk penyiraman pada sore hari, berikan air hanya pada bagian tanah, ya. Menyiram bagian daun akan menyebabkan pertumbuhan berbagai penyakit.

Batang dan daun yang basah setelah malam muncul, akan mempercepat pertumbuan jamur. Berbagai jamur yang menyerang akan memengaruhi pertumbuhan bibit pohon teman-teman. Nah, dengan menanam pohon yang benar, teman-teman akan mendapat banyak manfaat dari tumbuhan ini.


Manfaat Menanam Pohon

Pohon adalah tanaman yang berukuran besar dan bisa menghasilkan banyak oksigen. Sehingga memiliki beberapa jenis pohon di rumah akan membantu menyejukkan suasana di rumah. Selain menyejukkan udara, beberapa pohon juga akan membantu meredam kebisingan, lo.

Dengan begitu, suasana di rumah akan lebih tenang dan nyaman. Pohon yang ada di sekitar rumah juga bisa membantu membersihkan udara. Semua jenis pohon memang bisa menyerap karbon dioksida dan menggantinya dengan oksigen.

Namun selain itu, ada beberapa jenis pohon yang bekerja lebih baik, lo. Teman-teman bisa menanam pohon palem yang bisa menyerap banyak gas berbahaya lainnya. Sehingga udara di sekitar rumah jadi lebih bersih dan segar.

Nah, itu keuntungan dan waktu yang tepat untuk menanam pohon agar tumbuh dengan baik.


Sumber :

https://bobo.grid.id/read/083645269/waktu-yang-tepat-untuk-menanam-pohon-pagi-atau-sore-hari?page=4

Saturday, December 28, 2024

Bagaimana Cara Memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia?

27 November 2023

Hari Menanam Pohon penting dilakukan untuk menjaga pelestarian lingkungan.

Setiap tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia.

Hari Menanam Pohon Indonesia bertujuan untuk sarana kampanye gerakan menanam pohon demi meningkatkan pelestarian lingkungan.

Hari Menanam Pohon Indonesia merupakan peringatan nasional yang dilakukan untuk memberikan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat tentang kerusakan hutan dan lahan.

Kerusakan hutan dan lahan ini bisa ditanggulangi dengan cara menanam pohon, Adjarian.

Melansir dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2008.

Keppres tersebut kemudian ditandatangani oleh Presiden yang memutuskan tanggal 28 November ditetapkan sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia.

O iya, dalam Keppres tersebut juga disepakati bahwa bulan Desember merupakan Bulan Menanam Nasional atau BMN.

Lalu, bagaimana cara memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia?

Yuk, cari tahu!


Cara Memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia

Cara yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia, di antaranya:


1. Penanaman Massal

Organisasi, komunitas, atau pemerintah dapat mengadakan acara penanaman massal untuk memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia.

Acara penanaman masal ini dapat dilakukan di berbagai lokasi, seperti taman, sekolah, atau kawasan hutan yang membutuhkan restorasi.


2. Edukasi Lingkungan

Memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia dapat dilakukan dengan mensosialisasikan pentingnya menanam pohon dan dampak positifnya terhadap lingkungan.

Kita bisa menggelar seminar, lokakarya, atau pameran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang menanam pohon.


3. Kampanye Media Sosial

Gunakan platform media sosial untuk menyebarkan informasi tentang Hari Menanam Pohon Indonesia.

Selain itu, kita juga bisa mengajak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan penanaman pohon.


4. Pendidikan Lingkungan di Sekolah

Sekolah-sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan edukasi dan penanaman pohon bersama siswa sebagai bentuk peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia.

Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga alam sejak dini.


5. Penanaman Pohon di Lingkungan Rumah

Memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia bisa dengan mengajak masyarakat untuk menanam pohon di sekitar rumah atau pekarangan mereka sendiri.

Kita bisa memilih pohon yang sesuai dengan lingkungan dan iklim setempat.


6. Program Penghijauan Kota

Kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mengadakan program penghijauan kota termasuk kegiatan memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia.

Hal ini bisa dilakukan dengan menanam pohon di trotoar, taman kota, atau area publik lainnya.


7. Kompetisi Penanaman Pohon

Menyelenggarakan kompetisi antarkelompok atau individu dapat mendorong semangat bersaing dalam menanam pohon.

Di samping itu, berikan penghargaan kepada mereka yang berhasil menanam dan merawat pohon dengan baik.


Nah, itu tadi beberapa cara memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia.


Sumber :

https://adjar.grid.id/read/543955413/bagaimana-cara-memperingati-hari-menanam-pohon-indonesia?page=all

Friday, December 27, 2024

Program Tanam 238 Ribu Pohon Pecahkan Rekor Dunia

01 Desember 2016

Penanaman sebanyak 238 ribu batang pohon dalam waktu 60 menit secara serentak pada satu tempat berhasil pecahkan rekor dunia. Penanaman pohon secara serentak itu melibatkan 10 ribu orang.

Tim penilai Guinness World Records melakukan penganugerahan dan pencatatan Rekor Dunia kepada KOPRABUH sebagai inisiator. Ajang pemecahan rekor dunia penanaman serentak merupakan rangkaian Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2016.

Demikian seperti dilansir situs esdm.go.id, hari ini.

Puncak peringatan HMPI dan BMN 2016 dilaksanakan di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Gerakan ini diharapkan bisa menjadi momentum gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon secara kontinyu dan diharapkan dapat membudaya di kalangan masyarakat luas.

"Program ini akan saya ikuti terus, kalau baik akan kita kembangkan di provinsi dan kabupaten kota lainnya," kata Presiden Jokowi yang turut hadir dalam acara tersebut.

Total pohon yang ditanam pada HMPI 2016 mencapai 238.000 batang terdiri dari 200.000 batang kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan 38.000 batang jati (Tectona Grandis) pada areal seluas 23 hektar.

Kaliandra merupakan jenis pohon berumur pendek yang dapat dipanen dalam 2 tahun. Biasanya digunakan sebagai bahan baku energi. Kaliandra memiliki manfaat lain melalui bunganya yang dikenal sebagai makanan lebah madu yang produktif.

Sementara, tanaman jati memiliki nilai ekonomi tinggi dan mampu memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Kedua jenis pohon ini ditanam berdampingan. Oleh karena itu, masyarakat dapat mengambil manfaat ekonomi jangka pendek melalui kaliandra dan jangka panjang melalui jati.


Sumber :

https://m.riauaktual.com/news/detail/18120/program-tanam-238-ribu-pohon-pecahkan-rekor-dunia.html

Thursday, December 26, 2024

Inovasi 2020: Program Kesuma Cinta, Sepasang Kekasih yang akan Menikah Wajib Menanam Pohon

11 Desember 2019


Jelang 2020, DLH Samarinda memiliki inovasi terkait kepedulian terhadap lingkungan.

Di antaranya ialah program penghijauan bagi pasangan kekasih yang ingin menikah. Yakni mewajibkan warga Samarinda yang ingin menikah, menanam 2 bibit pohon sebagai salah satu syarat tambahan.

"Namanya program Kesuma Cinta. Setiap pasangan yang akan menikah, wajib untuk menanam 2 pohon," ungkap Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan dan Pertamanan, Aviv Budiono.

Program tersebut, lanjutnya, kurang lebihnya seperti di Bontang yang mulai diterapkan sejak 2016 lalu. Namun, unggulnya dari program itu, selain menyediakan serta menanam bibit, pasangan kekasih itu juga turut serta menyediakan komposnya.

"Unggulnya, dia juga menyediakan komposnya. Itu juga bagian dari pengurangan sampah," tandasnya.

Untuk mekanismenya, nanti pasangan yang ingin menikah akan menyerahkan bibit itu di kelurahan dan kecamatan.

Selanjutnya, penanaman pohon itu juga dilakukan di area khusus. Yakni di Taman Kesuma Cinta yang juga sedang di canangkan.

"Hingga sekarang ini sudah sampai ke persetujuan. Tinggal rancangan untuk terbit Perwali," tutup Aviv.


Sumber :

https://kaltimtoday.co/inovasi-2020-program-kesuma-cinta-sepasang-kekasih-yang-akan-menikah-wajib-menanam-pohon

Wednesday, December 25, 2024

Sejarah-Tujuan Peringatan Hari Menanam Pohon 28 November

28 Nov 2022

Hari Menanam Pohon Nasional diperingati setiap tanggal 28 November. Mari mengenal sejarah hingga tujuan peringatan Hari Menanam Pohon.

Dilansir dari detikNews, Hari Menanam Pohon Nasional merupakan momen menyadarkan dan menumbuhkan kepedulian masyarakat tentang pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan melalui aksi menanam pohon.

Penetapan Hari Menanam Pohon Indonesia merujuk Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2008 yang ditandatangani Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kepres tersebut memutuskan tanggal 28 November sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia, dan disepakati Bulan Menanam Nasional (BMN) jatuh bulan Desember.


Sejarah Hari Menanam Pohon Indonesia

Awal mula peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) pada 28 November 2007 dilaksanakan Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor.

Kegiatan ini sekaligus menjadi awal pergerakan Bulan Menanam Nasional Desember 2007. Sejak saat itu, Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional menjadi kegiatan rutin setiap tahun sebagai pencegahan kerusakan lingkungan.


Tujuan Hari Menanam Pohon Indonesia

HMPI dan Bulan Menanam Nasional menjadi momen mengajak masyarakat semakin mencintai lingkungan. Tujuan lain Hari Menanam Pohon Indonesia dijelaskan sebagai berikut.


Upaya mengantisipasi perubahan iklim global

Mencegah degradasi (menurunnya daya dukung lingkungan)

Mencegah deforestasi (peristiwa hilangnya hutan alam beserta dengan atributnya yang diakibatkan oleh penebangan hutan)

Mencegah kerusakan lingkungan lainnya yang mengakibatkan penurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan

Itulah seputar sejarah dan tujuan peringatan Hari Menanam Pohon 28 November. Semoga informasi ini bermanfaat ya!


Sumber :

https://www.detik.com/bali/berita/d-6430888/sejarah-tujuan-peringatan-hari-menanam-pohon-28-november.

Tuesday, December 24, 2024

PLN tanam 1.000 pohon peringati Hari Menanam Pohon

29 November 2018

GM PT PLN (persero) Distribusi Jawa Timur Yugo Riyatmo menanam pohon di lokasi Taman Harmoni, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (23/10/2016) bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Dok ANTARA FOTO/Moch Asim)

setiap satu hektare hutan tropis dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton Oksigen (O2)

PT PLN wilayah Maluku dan Maluku Utara (MMU) melakukan penanaman 1.000 pohon dengan tujuh jenis tanaman prioritas dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2018.

Penanaman 1.000 pohon dilakukan di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Rabu, dengan jenis tanaman yang diprioritaskan, yakni tanaman produktif yang dapat melestarikan alam, melestarikan tanaman khas lokal dan dapat mengurangi pencemaran, kata Manajer Hukum dan Humas PLN MMU, Ramli Malawat.

PLN menanam 22.000 pohon serentak dilakukan di 22 unit kerja PLN se-Indonesia, ujar dia.

"Lokasi penanaman pohon difokuskan di wilayah sekitar PLN dan lokasi masyarakat umum, seperti pesisir laut, sempadan sungai, lahan gundul, dan lainnya," katanya.

Ia mengatakan, aksi penanaman pohon merupakan bagian program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Peduli.

Bentuk kepedulian PLN terhadap lingkungan bertujuan mencegah efek rumah kaca dan mengurangi pemanasan global.

"Berdasarkan penelitian setiap satu hektare hutan tropis dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton Oksigen (O2). Bertambahnya pohon akan menambah jumlah oksigen yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia," ujar Ramli.

Menanam pohon, katanya, juga dapat mengurangi abrasi pantai. Program penanaman pohon ini juga bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan karena kegiatan ini melibatkan masyarakat.

"PLN kembali melakukan aksi penanaman pohon sebagai upaya dalam melaksanakan bisnis ketenagalistrikan yang berwawasan lingkungan," ujarnya.

HMPI ditetapkan dalam Keppres RI No 24 Tahun 2008, merupakan langkah untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menanam pohon. HMPI juga dilakukan sebagai wujud kepedulian dalam memulihkan kerusakan hutan dan lahan.

Aksi tanam pohon PLN merupakan kelanjutan dari aksi tanam pohon tahap I yang dilakukan pada 5 Juni 2018, melibatkan 32 unit PLN se-Indonesia dan telah menanam 34.000 pohon.


Sumber :

https://www.antaranews.com/berita/772691/pln-tanam-1000-pohon-peringati-hari-menanam-pohon#google_vignette

Monday, December 23, 2024

Isi Pergantian Tahun, KLHK Gelar Gerakan Tanam Pohon Serentak Seluruh Indonesia

30 Desember 2023

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ajak seluruh jajaran pimpinan untuk mengisi pergantian tahun dengan aksi Gerakan Menanam Pohon di 39 lokasi di seluruh Indonesia secara serentak, Sabtu (30/12/2023). 

Gerakan Menanam Pohon dilaksanakan untuk menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia agar melakukan penanaman di sepanjang musim penghujan 2023/2024. KLHK melakukan penanaman pohon serentak di seluruh Indonesia dengan bibit yang berasal dari persemaian skala besar, persemaian permanen atau pembibitan lainnya. Secara nasional, gerakan penanaman pohon ini dipusatkan di Cisarua, Bogor, oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya. 

"Gerakan Menanam Pohon juga sekaligus menjadi salah satu langkah efektif untuk menghadapi triple planetary crisis yaitu, perubahan iklim, polusi dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati," kata Menteri Siti. "Ketiganya saling terkait dan sangat mendesak untuk diatasi. Dalam situasi krisis seperti ini, kita harus mengedepankan paradigma kolaborasi dan kerja sama," tambahnya. 

Kegiatan penanaman serentak ini di masing-masing provinsi dipimpin oleh pejabat KLHK Pusat dan Daerah, serta melibatkan UPT KLHK, Dinas LHK, Aparatur Sipil Negara, dan masyarakat. Penanaman serentak tersebut sebagai bagian dari Upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sekaligus membangkitkan semangat, motivasi dan menggerakkan seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menanam dan memelihara pohon. 

"Dampak perubahan iklim telah nyata kita rasakan baik di tingkat tapak, regional dan global, antara lain keterlambatan musim tanam, terjadinya gagal panen, peningkatan wabah dan hama tanaman, penurunan produktivitas tanam," jelas Siti. "Peningkatan tinggi permukaan air laut dan hilangnya daratan, yang mengancam terutama wilayah-wilayah kepulauan; peningkatan kejadian bencana, terutama bencana hidrometeorologis; ancaman kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity loss)," tambahnya. 

Dikatakan Menteri Siti, Keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim, ketahanan pangan, energi dan kesejahteraan seluruh mahluk hidup. "Oleh karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkomitmen untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s Folu Net Sink 2030," tutupnya. 

Sementara Ditjen PPKL yang bertugas untuk menyelenggarakan penanaman di Sumatera Selatan. Hadir dalam kegiatan penanaman Dirjen PPKL, Sigit Reliantoro didampingi oleh seluruh pejabat Eselon II yang mengundang Gubernur Sumatera Selatan, Panglima Kodam II Sriwijaya serta jajaran forum komunikasi pimimpinan daerah Sumsel. Gerakan Menanam Pohon pada Sabtu, 30 Desember 2023 dipusatkan di Kompleks Jasdam II Sriwijaya dengan menanam 250 batang, dengan jenis tanaman Alpukat, Nangka, Salam, Tabebuya ungu, dan Tabebuya putih.


Sumber :

https://nasional.sindonews.com/read/1288341/15/isi-pergantian-tahun-klhk-gelar-gerakan-tanam-pohon-serentak-seluruh-indonesia-1703938328

Sunday, December 22, 2024

Sindir Gerakan Tanam Sejuta Pohon, Jokowi: Nggak Ada Pohonnya

9 Desember 2017 

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyindir kebiasaan seremonial dalam gerakan menanam pohon di Indonesia. Jokowi menanam pohon di Gunung Kidul.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyindir kebiasaan seremonial dalam gerakan menanam pohon di Indonesia yang menurutnya lebih bicara angka angka besar namun efeknya tak terlihat dan terasa manfaatnya. "Tadi ini, dari informasi yang saya terima, kita menanam 45 ribu pohon, ini akan saya hitung benar ya?"ujar Jokowi di sela peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia 2017 di Kecamatan Ponjong, Gunungkidul Sabtu 9 Desember 2017.

Jokowi mengungkapkan itu karena merasa miris pada aksi gerakan menanam pohon yang terkesan seremonial. Menekankan sisi kuantitatif bukan kualitatif seperti jutaan atau miliaran. "Biasanya setiap tahun kita mendengar, yang ditanam 1 miliar pohon, 1 juta pohon, tapi pas saya hitung sampai puluhan tahun ngga ada pohonnya," ujar Jokowi.

Jokowi pun kesal dan penasaran. "Terus itu angka- angka apa? Saya lebih senang angka riil. 45 ribu angka riil. Ini pun harus saya cek, apa iya 45 ribu itu hidup semua pohonnya? Jangan jangan hanya hidup dua ribu," ujarnya.

Jokowi pun meminta kebiasaan buruk hanya menanam pohon tanpa dikawal kelanjutannya ini diubah. Sebab, ujar Jokowi, anggaran yang diguyurkan pemerintah untuk menghijaukan Indonesia selalu besar. Baik di tingkat pusat maupun daerah. "Bertahun tahun anggaran itu habis dan saya tanya, mana yang sudah hijau?" katanya.

Jokowi pun meminta jajarannya ketika menggunakan anggaran untuk gerakan menanam pohon benar-benar dihitung efektifitasnya."Jangan pohon baru setinggi 30 sentimeter sudah ditanam, harusnya yang ditanam yang gede-gede," ujarnya.

Jokowi juga mengkritik agar dalam gerakan menanam pohon berhitung dengan keluarnya anggaran. "Anggaran keluar pertengahan tahun, belum bibitnya menyiapkan lama, akhirnya bibit baru usia 30 senti dipaksa ditanam, dan tidak ada biaya pemeliharaan ya mana bisa hidup? " ujar Jokowi.

Jokowi kecewa kebiasaan buruk dalam penggunaan anggaran untuk gerakan tanam pohon ini selalu berulang tiap tahun. "Kita tahu ini salah tapi berulang terus tiap tahun," ujarnya. Jokowi pun meminta ketika suatu pohon ditanam terus dikawal dan dipastikan tetap hidup dan bermanfaat. "Ditongkrongi terus pohon itu, jangan ditanam terus ditinggal," ujarnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menuturkan dalam hari menanam pohon Indonesia 2017 ini total sebanyak 45 ribu pohon ditanam di perbukitan karst Desa Karangasem Kecamatam Ponjong Gunungkidul itu. Meliputi pohon jati, akasia, juga jambu.


Sumber :

https://www.tempo.co/politik/sindir-gerakan-tanam-sejuta-pohon-jokowi-nggak-ada-pohonnya-1019567

Saturday, December 21, 2024

Presiden Jokowi: Menanam Pohon Itu Menanam Doa

28 November 2016

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pelestarian alam Indonesia bukanlah perkara kecil. Kelestarian alam sangat penting diwariskan untuk masa depan generasi setelah kita.

"Sebenarnya saat kita menanam pohon, kita itu sedang menanam doa, menanam harapan, dan menanam kerja kita semuanya untuk keberlanjutan hidup generasi yang akan datang," kata Presiden Jokowi saat menghadiri peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, hari Senin (28/11).

Presiden mengingatkan akibat yang dapat segera dilihat oleh karena tidak dirawatnya alam. Banjir merupakan contoh paling mudah yang dapat dilihat akibat terjadinya kerusakan alam dimaksud.

"Kita semua sudah melihat sendiri apa akibatnya bila kita tidak merawat alam. Main asal tebang pohon akhirnya bencana seperti banjir yang datang dan akan menyusahkan rakyat," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk gotong royong menjaga alam Indonesia. Alam Nusantara yang penuh dengan keanekaragaman hayatinya.

"Ini tugas kita semuanya merawat dan menjaga," tegas presiden.

Banyak cara dapat dilakukan setiap orang guna merawat alam Indonesia tersebut. Bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia, presiden menyerukan untuk bersama-sama menggalakkan penanaman pohon.

Dalam acara penanaman pohon tersebut, turut ditanam sekitar 38.000 batang pohon jati serta 200.000 Kaliandra.

"Jangan sampai kita sering berbicara menanam satu miliar pohon, menanam satu juta pohon. Sudah tidak usah bicara yang tinggi seperti itu. Ini kalau 238.000 dipelihara bisa hidup semua, ya sudah, itulah yang kita inginkan. Tidak usah sampai juta-jutaan, miliar-miliaran, tapi yang hidup hanya dua," kata presiden disambut gelak tawa hadirin.

Kegiatan penanaman pohon secara serentak tersebut dilakukan oleh para petani yang bekerja sama dengan Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (KOPRABUH). Model penanaman dengan bekerja sama dengan koperasi tersebut diapresiasi secara khusus oleh Presiden Jokowi.

"Saya senang sekali model penanaman pohon yang dilakukan pada hari ini dilakukan oleh koperasi, oleh KOPRABUH. Selain memperbaiki lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat bagi rakyat," kata Presiden.

Presiden mengatakan, model-model serupa itulah yang seharusnya dikembangkan lebih lanjut. Menurut dia, izin konsesi hutan biar bagaimanapun juga haruslah memberikan manfaat kepada masyarakat, utamanya penduduk setempat.

"Jangan kembali kita memberikan konsesi-konsesi yang besar kepada korporasi. Kalau memberikan manfaat oleh rakyat, silakan. Tapi kalau tidak, geser pemberian itu kepada koperasi, kepada perorangan," kata Jokowi.

Sebelum memberikan sambutan dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo turun langsung dan ikut menanam bersama dengan sekitar 5.500 peserta penanaman pohon yang dicatat dalam Rekor Dunia Guinness.


Sumber :

https://www.satuharapan.com/read-detail/read/presiden-jokowi-menanam-pohon-itu-menanam-doa"

Friday, December 20, 2024

5 Masalah Akibat Tanam Pohon Dekat Rumah, Begini Jarak Idealnya

15 Jun 2024

Halaman rumah yang berisi tanaman dan tumbuhan hijau seperti pohon tentu membuat suasana sekitar hunian terasa lebih asri dan sejuk. Akan tetapi, menanam pohon terlalu dekat rumah ternyata justru dapat menimbulkan masalah, lho!

Pasalnya, kalau salah menanam pohon, terutama jaraknya malah akan merepotkan penghuni rumah. Misalkan, menanam pohon besar dekat rumah, lalu batang atau ranting jatuh hingga merusak bangunan rumah.

Jika ingin menanam pohon di dekat rumah, jangan lupa memperhatikan jarak yang baik supaya nggak mengganggu rumah. Kalau begitu, berapa jarak ideal untuk menanam pohon di dekat rumah?

Mengutip dari Jimstrees, Jumat (14/6/2024) berikut ini merupakan jarak yang dianjurkan untuk menanam pohon di rumah.


1. Tinggi pohon di bawah 8 meter, jarak minimal 3 meter dari bangunan

2. Tinggi pohon 8-15 meter, jarak minimal 4-6 meter dari bangunan

3. Tinggi pohon lebih dari 15 meter, jarak minimal 10-15 meter dari bangunan


Hal ini perlu dilakukan agar pohon yang ditanam tidak menimbulkan masalah di rumah. Memangnya, menanam pohon di dekat rumah dapat menimbulkan masalah? Yuk, simak penjelasan berikut yang dikutip dari Redstree.


Masalah Akibat Tanam Pohon Dekat Rumah

1. Daun, Dahan dan Batang Mengganggu

Biasanya pohon yang besar dan rindang bisa menimbulkan masalah di rumah. Saat musim kemarau, daun-daun kering akan memenuhi halaman sehingga kita harus lebih sering lagi untuk membersihkan halaman.

Belum lagi bila daun-daun tersebut menumpuk dan menghalangi saluran air di tanah atau di talang air. Bisa-bisa banyak genangan air di rumah. Selain itu, batang pohon yang semakin hari semakin besar juga bisa mengganggu pemandangan juga bisa mengganggu atap rumah kita.


2. Akar Menyebar

Pohon yang tumbuh juga akan memiliki akar yang makin besar setiap harinya. Secara umum, pohon akan tumbuh satu hingga 3 kali lebarnya kanopi. Pada beberapa kasus, akar pohon tumbuhnya dua kali lipat dari tumbuhnya ketinggian pohon itu sendiri. Akar pohon yang membesar di tanah ini akan berdampak pada pondasi rumah kita.

Maka dari itu, pohon yang tumbuh lebih agresif harus ditanam jauh dari pondasi, pipa air juga jalur septic tank. Jika kamu tidak memiliki ruang yang cukup bagi pohon untuk tumbuh sesuai ukuran yang diharapkan, pertimbangkan spesies yang lebih kecil, atau buat opsi lanskap lain yang mungkin lebih cocok untuk area tersebut.

Sistem akar pohon sangatlah kompleks, dan jika dibiarkan tumbuh di dekat pondasi atau saluran utilitas, hal ini dapat memberikan tekanan dan menyebabkan kerusakan serius. Jika kamu berencana untuk tinggal di rumah dalam jangka panjang, ini merupakan pertimbangan yang sangat penting.

Seiring bertambahnya usia pohon, akarnya akan semakin dalam dan menyebar lebih jauh. Jika benda-benda tersebut masuk ke dalam pondasi rumah kamu, hal ini dapat menyebabkan retakan atau membahayakan integritas struktur.


3. Ranting atau Pohon Tumbang

Selain itu, menempatkan pohon tua dan rindang terlalu dekat dengan rumah juga dapat menimbulkan sejumlah akibat yang berbahaya. Angin, hujan atau badai dapat membuat cabang-cabang besar menembus jendela atau atap rumah. Yang lebih berbahaya lagi adalah kemungkinan tumbangnya pohon di dekat rumah kamu, yang berpotensi merusak dan mematikan.

Beberapa pohon juga rentan karena memiliki kayu yang lemah, sehingga menarik serangga dan meningkatkan kemungkinan pohon sakit atau mati. Pada gilirannya, hal ini menimbulkan risiko jatuh yang lebih besar.


4. Tingkatkan Kelembaban Tanah

Pepohonan menyebabkan kelembaban tanah berfluktuasi karena tingkat air yang dibutuhkan untuk menjaga pohon tetap hidup. Hal ini dapat menimbulkan masalah yang signifikan jika pohon berada terlalu dekat dengan rumah kamu, karena tanah yang menyusut dan mengembang akan memberikan tekanan pada fondasi dan pada akhirnya dapat menyebabkan keretakan atau pergeseran.


5. Pengendapan Beton

Saat beton mengendap, kemungkinan besar beton akan retak dan bergeser. Sistem akar yang besar dapat memperburuk trotoar atau pondasi semen yang terkena dampak. Jika terjadi pergeseran yang signifikan, baik secara alami, karena akar pohon, atau kombinasi keduanya, hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dan mengurangi keutuhan rumah atau trotoar.

Itulah jarak ideal untuk menanam pohon di dekat rumah beserta masalah yang ditimbulkan dari menanam pohon besar di dekat rumah. Semoga bermanfaat!


Sumber :

https://www.detik.com/properti/tips-dan-panduan/d-7391413/5-masalah-akibat-tanam-pohon-dekat-rumah-begini-jarak-idealnya.

Thursday, December 19, 2024

Mau Menikah? Kamu Mesti Tanam Pohon Dulu

26 Agustus 2017

Mengurus administrasi pernikahan bukan cuma urusan datang ke KUA, lalu teken surat. Di beberapa daerah, ada syarat lain yakni menanam pohon. Kalau urusan menanam pohon ini beres, baru penghulu akan menikahkan paasangan calon pengantin.

Mengutip antara, Sabtu (26/8), aturan ini sudah lama diberlakukan di beberapa daerah. Aturan ini sebagai tindak lanjut nota kesepahaman antara Menteri Agama dan Menteri Lingkungan Hidup pada 2015 lalu.

Salah satu daerah yang mewajibkan menanam pohon, yakni di Sulawesi Tengah. Di daerah ini, calon pengantin mesti menanam lima pohon. Jadi, setelah mendaftar untuk pernikahan, calon pengantin kemudian harus menanam bibit yang sudah disiapkan dan lokasi penanaman juga adalah tempat yang ditetapkan oleh BPDAS dan KUA.

Jenis tanaman yang akan digunakan adalah tanaman berkayu, tanaman penghasil buah, getah, biji, kulit dan tanaman unggulan lokal.

Syarat menanam pohon ini, bagian dari upaya melakukan rehabilitasi hutan dan lahan 5,5 juta hektar. Dan bukan hanya di Sulawesi Tengah saja, beberapa daerah lainnya juga mewajibkan menanam pohon.

Tercatat ada Banda Aceh (Aceh), Kota Jambi (Jambi), Kendari (Sultra), Balikpapan (Kaltim), Kendal (Jateng), Kuningan (Jabar), Bontang (Kaltim), Purbalingga (Jateng), dan beberapa daerah lainnya.


Sumber :

https://kumparan.com/kumparannews/mau-menikah-kamu-mesti-tanam-pohon-dulu/full

Wednesday, December 18, 2024

Benarkah Menanam Pohon Tak Mencegah Pemanasan Global?

08 Juli 2020

Ada studi terbaru yang menyebutkan menanam pohon tak banyak berguna mencegah pemanasan global. Apa itu pengertian pemanasan global?

KITA sudah lama tahu kehilangan pohon akibat kerusakan hutan melalui deforestasi, degradasi lahan, atau okupasi dan ekspansi perkebunan menjadi pemicu pemanasan global. Ketiadaan hutan membuat bumi tak punya penyerap karbon hasil pembakaran energi dan aktivitas manusia.

Karbon pun dengan leluasa terlepas ke udara hingga atmosfer yang menambah konsentrasi gas rumah kaca di sana. Selama 100.000 tahun konsentrasi karbon dioksida (CO2) stabil 280 part per million. Dalam 200 tahun sejak Revolusi Industri 1750, konsentrasi CO2 melonjak menjadi 350 ppm. Akibatnya suhu bumi naik 0,80 Celsius.


Konstruksi Kayu

Kita kini sedang berjuang agar konsentrasi gas rumah kaca, terutama CO2, tak makin banyak dan menjaganya tak melewati 450 ppm. Sebab jika itu terjadi, suhu bumi akan naik melebihi 20 Celsius. Sehingga bumi akan sepanas neraka. Mitigasi itu akan ditentukan pada 2030, tahun ketika komitmen semua negara akan janji mereka menurunkan emisi yang diajukan dalam Pertemuan Paris 2015 diukur.

Dari enam jenis gas yang mempengaruhi pengertian pemanasan global, CO2 sebenarnya gas yang menyebabkan perubahan suhu paling kecil—meskipun jumlahnya paling banyak di atmosfer. Gas yang paling banyak menyebabkan pemanasan global adalah sulfur heksafluorida (SF6). Perbandingannya 1:23.900. Artinya, 1 ton SF6 memiliki potensi 23.900 kali memicu pemanasan global dibanding 1 ton CO2.

Gas lainnya penyebab pemanasan global adalah hidrofluorokarbon (HFCs sebanyak 140-11.700 kali), nitrat oksida (N2O sebanyak 310), dan metana (CH2 sebanyak 21). SF6 dihasilkan dari pembakaran transmisi listrik, manufaktur, dan industri semen atau pengecoran. Diperkirakan setiap tahun ada 10.000 ton belerang tanpa bau ini yang diproduksi di dunia.

Maka untuk mencegah kenaikan suhu bumi itu, cara termudah adalah menanam sebanyak mungkin pohon. Agar gas rumah kaca yang dilepas oleh pembakaran energi untuk transportasi, pabrik, dan aktivitas manusia lain bisa diserap oleh pepohonan.

Masalahnya, tesis ini dipatahkan oleh peneliti yang mempublikasikan studi mereka di jurnal Nature Sustainability. Mereka mengukur dampak penanaman pohon di Chile pada 1984-2011. Hasilnya, menanam pohon tak berarti banyak dalam mencegah pemanasan global. Waduh!

Penelitian mereka pun menjadi bahan kritik bagi inisiatif-inisiatif penanaman pohon yang memakai dana publik melalui donasi atau yayasan. Selama ini menanam pohon ternyata tak mencegah suhu bumi memanas.

Tunggu dulu. Rupanya pohon yang mereka teliti adalah pohon yang berada di luasan tertentu yang ditanam manusia. Dengan kata lain, hutan yang tak berguna dalam mencegah pemanasan global adalah hutan yang ditanam secara monokultur atau satu jenis. Hutan di Chile yang diteliti tersebut memang perkebunan alias hutan tanaman industri.

Hutan monokultur justru cenderung menggerus karbon yang tersimpan di dalam tanah. Sehingga jika tanah yang kaya cadangan karbon, seperti rawa gambut, ditanami dengan hutan monokultur, karbon di sana akan diserap oleh pohon sehingga jumlahnya berkurang.

Tesis ini sebetulnya sudah lama dipahami oleh para rimbawan. Karena itu banyak kritik terhadap konversi hutan menjadi perkebunan yang monokultur. Perkebunan sawit yang masif, atau peternakan, menjadi sumber pemanasan global karena tak menyerap karbon lebih banyak dibanding hutan alam.

Maka teknik yang benar adalah multikultur. Secara alamiah, ekosistem hutan berisi beragam tumbuhan sehingga mereka akan saling mengisi dan bertukar penyimpanan karbon. Persaingan alamiah pohon dalam mendapat karbon dari udara membuat hutan alam banyak menyimpan karbon. Sehingga hutan dengan pohon yang beragam akan menyelamatkan bumi dari bahaya pemanasan global.

Untuk hutan yang sudah diberikan izin diolah, pada Mei lalu pemerintah menerapkan skema multiusaha. Sehingga hutan tak melulu diisi oleh satu jenis pohon, melainkan kombinasi dengan pohon lain, semacam buah-buahan, bahkan sawit bisa menjadi anggota multikultur sebuah hutan.

Kebijakan multiusaha mendorong industri menanam pohon lain yang menghasilkan secara ekonomi di luar kayu, seperti madu, buah, minyak atsiri atau getah. Sehingga pohonnya masih selamat untuk menahan laju pemanasan global. Secara ekonomi, nilai hutan yang memakai multiusaha juga jauh lebih tinggi.

“Kami berharap kita memahami praktik penghijauan bukan satu hal tunggal (dalam mencegah pemanasan global),” kata Dr Anping Chen, dari Colorado State University dan penulis utama studi di Chile itu kepada BBC.

“Jika kebijakan memberi insentif pada perkebunan pohon dirancang dengan buruk atau tidak ditegakkan dengan baik, ada risiko tinggi tidak hanya membuang-buang uang publik tetapi juga melepaskan lebih banyak karbon dan bumi akan makin kehilangan keanekaragaman hayati,” kata tandem-penulis Prof Eric Lambin, dari Stanford University.


Sumber :

https://www.forestdigest.com/detail/663/benarkah-menanam-pohon-tak-mencegah-pemanasan-global

Tuesday, December 17, 2024

Menanam Triliunan Pohon untuk Mengatasi Pemanasan Global

05 Juli 2019

Ahli ekologi perubahan iklim di Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich, Thomas Crowther berujar, cara paling efektif mengurangi pemanasan global dan perubahan iklim melalui penanaman banyak pohon. Penelitian terbaru ilmuwan Swiss menghasilkan upaya pencegahan pemanasan global dengan memperluas wilayah bagi tanaman, setidaknya 3,5 juta mil persegi (9 juta kilometer persegi). 

Manfaat yang didapat karena pohon menghilangkan lebih banyak karbon dari udara. Potensinya di daerah tropis. 

"Sejauh ini [menanam pohon] merupakan solusi perubahan iklim termurah dan yang paling efektif," ujarnya kepada  Associated Press.

Enam negara besar dengan ruang terbanyak untuk pohon baru adalah Rusia, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Brasil, dan Cina.

Sebelumnya, Crowther berpendapat, ada cara lain yang lebih efektif untuk memerangi perubahan iklim selain mengurangi emisi. Ia mengibaratkan penanaman pohon jauh lebih efektif karena mengeluarkan banyak karbon dioksida dari udara.

Namun, menurut Ilmuwan lingkungan Universitas Stanford, Chris Field, penerapannya tidak semudah yang dibayangkan. 

“Tetapi pertanyaan apakah layak untuk memulihkan hutan sebanyak ini jauh lebih sulit,” kata Field kepada Associated Press.

Artikel ini telah tayang di halaman gatra.com dengan judul "Menanam Triliunan Pohon untuk Mengatasi Pemanasan Global". 


Sumber :

https://www.gatra.com/news-426562-gaya-hidup-menanam-triliunan-pohon-untuk-mengatasi-pemanasan-global.html   

Monday, December 16, 2024

Penanaman Pohon Serentak Jadi Bagian Mitigasi Perubahan Iklim

07 Mar 2024

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan penanaman pohon serentak dalam rangka peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-41 yang juga dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan bagian dari mitigasi perubahan iklim.

"Penanaman serentak sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan merupakan upaya memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan pohon atau tanaman," kata Siti Nurbaya, Kamis (7/3/2024).

Siti dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Tasdiyanto Rohadi pada acara pembukaan Penanaman Pohon Serentak di Desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang, Kamis, mengatakan penanaman serentak tak hanya menjadi bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim.

Dia menjelaskan penanaman serentak juga menjadi bagian dari upaya meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat umum atas pelaksanaan program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan khususnya kegiatan penanaman pohon. Menurut dia, pohon memiliki manfaat multiguna untuk seluruh makhluk hidup, tidak hanya sebagai penyedia oksigen, tetapi juga menjadi tempat penyimpanan karbon yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya di bumi.

Keberadaan pohon untuk kelangsungan hidup manusia dan alam semesta berperan penting dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca, sumber kehidupan makhluk hidup, menyimpan air, menjaga suhu udara, meredam kebisingan, dan mengurangi terjangan angin. Pohon juga menjadi solusi atas berbagai persoalan polusi udara.

Untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang telah nyata dirasakan baik di tingkat tapak, regional dan global, keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim, ketahanan pangan, energi dan kesejahteraan seluruh makhluk hidup.

"Ini adalah langkah positif untuk merestorasi dan melindungi lingkungan. Kita tidak hanya memberikan manfaat bagi bumi, tetapi juga menciptakan warisan untuk generasi mendatang," kata dia.

Indonesia sebagai pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia, kata dia, mempunyai arti sangat penting dalam upaya pengendalian iklim global. Hutan merupakan salah satu kunci untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, mendinginkan udara dan melindungi dari kekeringan, panas ekstrem, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati, atau yang biasa disebut Triple Planetary Crisis.

Untuk itu, pada kesempatan peringatan Hari Bhakti Rimbawan ke-41, Siti mengajak seluruh rimbawan baik di Kementerian LHK, pemerintah daerah, bisnis leaders dan para aktivis, para pemangku kepentingan yang ada, dan seluruh masyarakat untuk dapat bersama bahu-membahu memberikan kontribusi pemikiran dan kegiatan nyata di tingkat tapak secara masif dan terukur.

Menurutnya, Indonesia memandang sangat penting untuk memastikan bahwa komitmen-komitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

"Salah satunya dengan menanam dan memelihara pohon sebanyak mungkin," kata dia.


Sumber :

https://esgnow.republika.co.id/berita/s9zipc463/penanaman-pohon-serentak-jadi-bagian-mitigasi-perubahan-iklim

Sunday, December 15, 2024

KLH sarankan penanaman pohon dalam lingkungan pabrik

Kamis, 22 September 2011 00:48 WIB

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyarankan pihak perusahaan menanam pohon dalam lingkungan pabrik sebagai upaya untuk menyaring asap agar tidak menganggu lingkungan sekitar.

"Kami sudah sampaikan kepada setiap perusahaan supaya menanam pohon agar dampak dari asap bisa diminimalisir," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) saat menjadi salah satu tamu undangan dalam rapat lintas komisi yang digelar di ruang serba guna DPRD setempat.

Lokasi dalam pabrik yang cocok untuk ditanami pohon berada di sekitar kolam limbah dan keliling pabrik yang merupakan pintu keluar asap sebagai salah satu solusi jangan sampai bau busuk tercium dari luar.

Ia mengatakan, bahwa masih banyak perusahaan yang belum punya kesadaran untuk menghijaukan lokasi dalam pabrik dengan pohon, padahal dengan tanaman itu bisa memberikan dampak positif bagi tenaga kerja dan lingkungan sekitar.

"Kita ingin setiap perusahaan ke depan punya kesadaran untuk menanam pohon, agar lingkungan baik dari pabrik maupun lingkungan sekitar lebih bersih," kata dia.

Selain saran secara tertulis, lanjutnya, KLH akan berusaha melakukan pendekatan kepada setiap perusahaan agar tumbuh kesadaran dari pihak perusahaan untuk sama-sama peduli dengan lingkungan.

"Kami akan berikan pihak perusahaan motivasi supaya mendukung program pemerintah setempat menghijaukan daerah ini," ujarnya.

Secara khusus untuk penanaman pohon dalam lingkungan pabrik disampaikan oleh KLH kepada pihak PT Karya Sawit Indomas yang saat ini diprotes oleh masyarakat karena asap mereka masuk dalam lingkungan pemukiman.

"Kami berkali-kali datang ke perusahaan tersebut memberikan masukan supaya bersedia menanam pohon, agar dampak asap tidak begitu dirasakan oleh masyarakat yang berada dekat perusahaan tersebut," kata dia.


Sumber :

https://www.antaranews.com/berita/276471/klh-sarankan-penanaman-pohon-dalam-lingkungan-pabrik#google_vignette

Saturday, December 14, 2024

Perintah Rasulullah Untuk Menanam Pohon

Juni 4, 2020 

Islam merupakan salah satu agama yang cinta dan peduli terhadap alam ini salah satunya ialah anjuran Rasulullah dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya hingga hari kiamat.

Dari Jabir bin Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhudia bercerita bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَ مَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةً وَ لاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً

“Tidaklah seorang muslim menanam suatu pohon melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Muslim Hadits no.1552)


Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhubahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا, أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيْمَة ٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

“Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian pohon/ tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Bukhari hadits no.2321)


Dari 2 hadist diatas kita dapat kita pahami bahwa Rasulullah menganjurkan kita bercocok tanam hingga hari kiamat selagi kita masih mempunyai nyawa karena dengan menanam pohon dapat memberikan manfaat dunia maupun akhirat.


Manfaat dunia diantaranya :

Mencegah banjir

Banyaknya pohon yang kita tanam dapat mencegah banjir yang diakibatkan penebangan hutan, pembuangan sampah ke sungai maupun kurangnya resapan di kota.


Mengurangi Polusi

Polusi udara sering kita jumpai hampir tiap hari di sekitar lingkungan kita yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, gas buang pabrik dll. Oleh karena itu adanya penanaman pohon akan membantu mengurangi adanya polusi udara.


Menghindari efek rumah kaca

Gas rumah kaca telah banyak memenuhi bumi hingga mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi ekstrim dikarenakan cahaya matahari yang dipancarkan ke Bumi tidak dapat kembali lagi melainkan terperangkap di Bumi. Dengan adanya penghijauan maka pohon-pohon dapat menyerap oksigen sehingga dapat meminimalisir efek rumah kaca.


Pemandangan Indah

Dengan adanya penghijauan tentu akan membuat tempat yang kita huni menjadi lebih indah dan segar udaranya karena banyaknya tumbuhan-tumbuhan di sekitar kita.


Sedangkan Manfaat akhiratnya yaitu berupa pahala atau ganjaran. Bahwasannya tanaman yang kita tanam apabila dimakan oleh manusia, binatang baik berupa burung ataupun yang lainnya meskipun satu biji saja, sesungguhnya itu adalah merupakan sedekah bagi penanamnya.

Demikian besarnya perhatian agama Islam terhadap penanaman pohon dan penghijauan dunia. Disisi lain juga melarang untuk menebang atau merusak kerusakan di bumi. Sebagai khalifah di bumi, kita dituntut untuk menjaga lingkungan, sebagaimana firman Allah SWT:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ قَالُوٓاْ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ ١١

Artinya: ” Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan” (Q.S. Al Baqarah :11)

Namun sayang, semakin berkembangnya zaman semakin banyak manusia yang merusak lingkungan. Berbagai kehancuran dan kerusakan terjadi dimana-mana hingga menimbulkan banyak bencana. Sesuai firman Allah dalam Al Quran:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١

Artinya: ” Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar Rum:41)


Oleh karena itu manusia sebagai khalifah fil ard hendaknya selalu menjaga Bumi ini dengan sebaik-baiknya dan dilarang merusak lingkungan karena pada dasarnya Bumi yang kita tinggali ini adalah titipan dari Allah SWT. Begitulah perhatian Islam terhadap lingkungan salah satunya dengan menanam pohon.


Sumber :

https://kawanislam.com/perintah-rasulullah-untuk-menanam-pohon-330.html

Friday, December 13, 2024

Pentingnya Merawat Bumi dengan Menanam Pohon

27 Maret 2024


Menanam Pohon

Bumi, rumah bagi semua makhluk hidup, memberikan kita sumber daya yang tak ternilai, termasuk udara bersih, air segar, dan habitat bagi kehidupan. Namun, perubahan iklim, deforestasi, dan polusi telah mengancam keseimbangan alam yang rapuh ini. Dalam menghadapi tantangan ini, salah satu tindakan yang paling efektif dan sederhana adalah menanam pohon. Tindakan sederhana ini memiliki dampak yang luar biasa dalam merawat bumi dan melindungi masa depan kita. Mari kita telaah pentingnya merawat bumi dengan menanam pohon.


1. Penyediaan Udara Bersih

Pohon merupakan pabrik alami yang menghasilkan oksigen. Melalui proses fotosintesis, pohon mengubah karbon dioksida yang dihirup oleh manusia menjadi oksigen yang vital bagi kehidupan. Dengan menanam lebih banyak pohon, kita dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi polusi udara, dan membantu melawan perubahan iklim.


2. Perlindungan Habitat

Keanekaragaman hayati di planet kita terancam oleh deforestasi yang terus berlanjut. Pohon menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Dengan menanam pohon, kita membantu memulihkan habitat yang hilang dan memberikan tempat tinggal bagi berbagai jenis makhluk hidup, menjaga ekosistem yang seimbang dan berkelanjutan.


3. Perlindungan Tanah dan Air

Akar pohon membantu mencegah erosi tanah dengan menahan tanah di tempatnya. Mereka juga membantu menyaring air hujan, memperbaiki kualitas air tanah, dan mengurangi risiko banjir. Dengan menanam pohon di sekitar sungai dan daerah berawa, kita dapat membantu mengurangi risiko banjir dan menjaga kelestarian lingkungan yang rentan.


4. Penyerapan Karbon

Pohon merupakan penyerap karbon alami. Mereka membantu mengurangi konsentrasi karbon dioksida dalam atmosfer, yang merupakan penyebab utama perubahan iklim. Dengan menanam lebih banyak pohon, kita dapat membantu mengurangi jejak karbon dan melawan pemanasan global.


5. Peningkatan Kualitas Hidup

Tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, menanam pohon juga meningkatkan kualitas hidup manusia secara langsung. Pohon memberikan naungan, menurunkan suhu udara, dan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan sejuk. Selain itu, keberadaan pohon di sekitar tempat tinggal juga telah terbukti meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik manusia.

Dengan memahami pentingnya merawat bumi dengan menanam pohon, kita dapat mengambil langkah kecil namun berarti untuk menjaga planet kita. Setiap pohon yang ditanam adalah investasi dalam masa depan yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan. Mari kita bersama-sama menjaga bumi kita dengan menanam pohon, karena hanya dengan tindakan nyata itulah kita dapat mewariskan lingkungan yang lestari kepada generasi mendatang.


Sumber :

https://atki.co.id/pentingnya-merawat-bumi-dengan-menanam-pohon/

Thursday, December 12, 2024

Jika Semua Manusia Menanam 1 Pohon, Mampukah Mencegah Perubahan Iklim?

15/06/2023

Dunia tengah menghadapi ancaman yang kian nyata berupa perubahan iklim akibat pemanasan global. Penyebab utama pemanasan global adalah lepasnya emisi gas rumah kaca (GRK) ke udara yang memerangkap panas matahari di dalam bumi. Salah satu faktor lepasnya banyak emisi GRK adalah penggundulan hutan. Penggundulan hutan membuat upaya penyerapan emisi GRK menjadi tidak optimal. 

Karena alasan itulah, ada banyak acara-acara penanaman pohon yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah. Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana (KLHK) menyediakan bibit pohon gratis dengan syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. 

Dan ketika penanaman ataupun pembagian bibit pohon dilakukan, penggundulan hutan atau deforestasi masih jalan terus di berbagai wilayah. Lantas, muncul pertanyaan, jika semua manusia di dunia menanam satu pohon, mampukah mengganti jutaan pohon yang hilang dan mencegah perubahan iklim? Jawabannya ternyata sangat kompleks. Penanaman pohon memang merupakan salah satu solusi untuk melawan perubahan iklim. Akan tetapi, menanam pohon bukanlah satu-satunya jawaban. 

Saat ini populasi dunia mencapai sekitar 8 miliar jiwa. Jika setiap orang menanam pohon setiap tahunnya selama 20 tahun ke depan, itu berarti ada sekitar 160 miliar pohon baru. Dilansir dari Science Alert, 24 Agustus 2021, saat ini ada sekitar 3 triliun batang pohon di seluruh dunia. Meski tampaknya banyak, jumlah pohon saat ini ternyata hanya setengah dari 12.000 tahun yang lalu. Setiap tahunnya, manusia menebang sekitar 15 miliar batang pohon di seluruh dunia. Mayoritas penebangan ini dilakukan di hutan tropis, termasuk Indonesia. 

Oleh karenanya, melindungi keberadaan pohon-pohon di hutan juga tak kalah pentingnya, bahkan menjadi kunci utama perlawanan terhadap perubahan iklim. Hutan yang ada saat ini tidak hanya menyerap karbon dioksida, tetapi juga menjadi habitat penting bagi hewan. Dan penanaman pohon atau reboisasi rupanya tidak boleh dilakukan sembarangan. Penanaman pohon tidak boleh dilakukan di tempat yang sebelumnya tidak ada pepohonan seperti di padang rumput atau sabana asli. Pasalnya, ekosistem asli ini menyediakan habitat penting bagi makhluk hidup yang ada di sana. 

Untuk melawan perubahan iklim, manusia perlu melakukan lebih dari sekadar menanam pohon. Manusia perlu mengurangi karbon dioksida dan emisi GRK lainnya secara cepat dengan beralih ke sumber energi terbarukan. Dilansir dari Our World in Data, sektor energi menyumbang 73 persen dari total emisi GRK global yang mencapai 50 miliar ton setara karbon dioksida per tahun. Selain itu, manusia juga harus mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi dan terbang dengan pesawat. Penting bagi semua pihak, terutama sektor bisnis dan pemerintah, untuk mengurangi emisi GRK yang disebabkan oleh bahan bakar fosil. Sedangkan untuk diri sendiri, bisa dipertimbangkan untuk menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan seperti bersepeda, berjalan kaki, atau naik angkutan umum daripada menggunakan kendaraan bermotor milik pribadi.


Sumber :

https://lestari.kompas.com/read/2023/06/15/160000086/jika-semua-manusia-menanam-1-pohon-mampukah-mencegah-perubahan-iklim-?page=all.

Wednesday, December 11, 2024

Pohon sebagai Sumber Makanan: Pentingnya Menanam Pohon

11 Desember 2023

Pohon sebagai Sumber Makanan: Pentingnya Menanam Pohon

Apakah Anda tahu bahwa menanam pohon sangat penting? Bukan hanya karena mereka memberikan keindahan dan menyediakan udara segar untuk bernapas, tetapi juga karena mereka merupakan sumber makanan yang penting bagi manusia dan hewan. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya menanam pohon dan mengapa mereka harus dianggap sebagai salah satu fokus utama dalam kontribusi kita terhadap lingkungan dan kelangsungan hidup kita.


1. Menanam Pohon untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Menanam pohon adalah upaya nyata untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Saat kita menanam pohon, kita memberikan kontribusi langsung terhadap pelestarian alam dan penciptaan ekosistem yang seimbang. Pohon memberikan makanan bagi manusia dan hewan, menghasilkan oksigen yang kita butuhkan, menyerap karbon dioksida, dan membantu menjaga kualitas udara. Selain itu, pohon juga berperan penting dalam menjaga kualitas tanah, mengendalikan erosi, dan menciptakan habitat yang kaya bagi berbagai spesies flora dan fauna.


2. Pohon sebagai Sumber Makanan

Pohon bukan hanya pemandangan yang indah, tetapi juga merupakan sumber makanan yang penting bagi manusia. Berbagai jenis buah-buahan, kacang-kacangan, dan rempah-rempah berasal dari pohon. Makanan yang diperoleh dari pohon, selain memiliki rasa yang enak, juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, pohon juga memberikan bahan baku untuk makanan seperti kayu bakar, serat, dan minyak.


3. Menanam Pohon untuk Keberlanjutan

Menanam pohon adalah langkah penting untuk menciptakan keberlanjutan. Dalam era deforestasi dan perubahan iklim, menanam pohon menjadi tindakan yang sangat penting untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Dengan menanam pohon, kita bisa membantu mengurangi tingkat emisi karbon dioksida dan merawat tanah agar tetap subur. Menanam pohon juga bisa mengurangi erosi dan mengontrol banjir. Dengan ini, kita dapat melindungi ekosistem sekaligus memastikan sumber daya alam yang kita butuhkan untuk bertahan hidup.


4. Penanaman Pohon untuk Mengurangi Pemanasan Global

Pemanasan global adalah masalah serius yang dihadapi oleh umat manusia saat ini. Hubungan manusia dengan alam telah menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca yang bertanggung jawab atas perubahan iklim. Penanaman pohon adalah salah satu solusi sederhana namun efektif dalam mengurangi pemanasan global. Pohon memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Dengan menanam pohon lebih banyak, kita dapat membantu mengurangi kadar karbon dioksida dalam atmosfer dan memerangi pemanasan global.


5. Keuntungan Menanam Pohon bagi Kesehatan

Tidak hanya bagi alam dan lingkungan, menanam pohon juga memberikan manfaat langsung bagi kesehatan manusia. Pohon menghasilkan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan kita, membantu mengurangi polusi udara, dan menyerap zat berbahaya di udara seperti sulfur dioksida dan karbon monoksida. Udara yang lebih bersih yang dihasilkan oleh pohon dapat mengurangi risiko penyakit pernapasan, alergi, dan masalah kesehatan lainnya. Tinggal di sekitar pohon juga dapat memberikan efek relaksasi, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.


6. Pohon sebagai Habitat bagi Flora dan Fauna

Pohon memberikan habitat yang penting bagi berbagai spesies flora dan fauna. Ranting dan ranting memberikan tempat berlindung, menciptakan lingkungan hidup yang nyaman dan aman untuk binatang berkumpul dan berkembang biak. Pohon dengan daun lebat juga menyediakan tempat berteduh yang diperlukan bagi banyak hewan saat musim panas. Memelihara keragaman hayati adalah penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan menjaga kesinambungan alam.


7. Bagaimana Kita Dapat Membantu Menanam Pohon

Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk membantu menanam pohon dan menjaga lingkungan. Salah satu cara paling sederhana adalah dengan melakukan penanaman pohon di sekitar lingkungan rumah kita. Kita juga bisa bergabung dengan kelompok-kelompok lingkungan yang fokus pada reboisasi dan pelestarian alam. Selain itu, mendukung inisiatif pemerintah dan organisasi yang berusaha meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menanam pohon juga merupakan langkah penting yang dapat kita ambil. Setiap kontribusi kecil yang kita berikan akan memiliki dampak besar bagi keberlanjutan dan kelangsungan hidup kita di masa mendatang.


FAQs tentang Menanam Pohon dan Perannya sebagai Sumber Makanan:

1. Mengapa menanam pohon penting dalam menjaga keberlanjutan hidup kita?

Menanam pohon membantu menjaga keseimbangan ekosistem, mengurangi pemanasan global, dan memberikan makanan yang penting bagi manusia dan hewan.


2. Apa saja contoh makanan yang berasal dari pohon?

Contoh makanan yang berasal dari pohon adalah buah-buahan, kacang-kacangan, rempah-rempah, dan sayuran seperti bayam dan sawi.


3. Bagaimana menanam pohon dapat mengurangi pemanasan global?

Pohon memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Dengan menanam pohon lebih banyak, kita dapat membantu mengurangi tingkat karbon dioksida dalam atmosfer yang bertanggung jawab atas pemanasan global.


4. Apa manfaat kesehatan yang diperoleh dari tinggal di sekitar pohon?

Tinggal di sekitar pohon dapat mengurangi risiko penyakit pernapasan, alergi, dan masalah kesehatan lainnya. Udara yang dihasilkan oleh pohon lebih bersih dan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup manusia.


5. Bagaimana kita dapat membantu menanam pohon?

Kita dapat membantu menanam pohon dengan melakukan penanaman di sekitar rumah kita, bergabung dengan kelompok lingkungan, dan mendukung inisiatif pemerintah dan organisasi yang berfokus pada reboisasi dan pelestarian alam.


6. Mengapa menjaga keragaman hayati penting?

Memelihara keragaman hayati penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan menjaga kesinambungan alam. Setiap spesies memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.


Kesimpulan

Menanam pohon adalah upaya penting yang harus kita ambil untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Mereka merupakan sumber makanan yang penting bagi manusia dan hewan, membantu mengurangi pemanasan global, menjaga kualitas udara, dan menciptakan habitat yang kaya bagi berbagai spesies flora dan fauna. Dengan menanam pohon, kita juga membantu menjaga keberlanjutan dan kelangsungan hidup kita di masa mendatang. Mari kita semua berperan aktif dalam menanam pohon dan menjaga lingkungan untuk generasi yang akan datang.


Sumber :

https://www.bhuanajaya.desa.id/pohon-sebagai-sumber-makanan-pentingnya-menanam-pohon/

Tuesday, December 10, 2024

MARI BUDAYAKAN MENANAM POHON

17 Februari 2020

Melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008, telah ditetapkan tanggal 28 November sebagi Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan bulan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional (BMN). Sementara pada aras dunia, sudah jauh lebih lama lagi, tanggal 21 November ditetapkan sebagai Hari Pohon Internasional (World Tree Day).

Bulan November dan Desember bagi Indonesia, sebagai negara agraris dan daerah tropis adalah musim hujan. Pada saat-saat inilah waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan menanam, baik  bercocok tanam tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Tanaman semusim merupakan sumber bahan pangan pokok meliputi padi, jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian dan sayur-sayuran. Sedangkan tanaman tahunan merupakan komoditi perdagangan atau perekonomian bernilai ekonomi tinggi, yang meliputi tanaman buah-buahan, perkebunan dan kehutanan.

Keadaan sampai dengan sekarang ini masyarakat kita di Indonesia, karena umumnya bermatapencaharian sebagai petani, maka masih konsentrasi untuk bercocok tanam tanaman semusim saja. Mereka belum memberikan perhatian serius yang sama untuk menanam tanaman tahunan.

Tanaman tahunan, apapun bentuk, jenis dan varietasnya, adalah pohon. Fungsi dan manfaat pohon ini sangat urgen dan vital bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup di muka bumi ini. Oleh karena itu, momentum peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional tersebut, perlu kita maknai dengan menjadi pelopor dan memberikan keteladanan untuk melaksanakan gerakan menanam pohon supaya membudaya dalam kehidupan masyarakat kita.


Manfaat Pohon Sangat Vital

Melalui literasi yang dicatat oleh para ahli biologi, kimia, lingkungan hidup, pertanian dan kehutanan, baik berdasarkan pengalaman maupun hasil penelitian mereka, terungkap jelas bahwa pohon mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat vital bagi kehidupan manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya, serta lingkungan hidup global. Penulis merangkum sekurang-kurangnya ada lima manfaat penting dan strategis pohon bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Pertama, pohon menghasilkan oksigen (O2) pada siang hari. Oksigen ini merupakan sumber kehidupan, unsur senyawa esensial yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan dalam proses respirasi, saat bernapas. Kekurangan pasokan oksigen saja manusia dan hewan sudah menderita sakit dan sesak napas. Apalagi tanpa oksigen sama sekali, manusia dan hewan tidak dapat melangsungkan proses kehidupannya alias mati.

Dalam sehari setiap pohon menghasilkan oksigen rata-rata 1,2 kg. Tapi khusus untuk pohon Trembesi (Ki Hujan) sendiri, dapat menghasilkan 78 kg oksigen perhari. Menurut hasil penelitian Mohammad Harroel Thayib, pakar lingkungan Universitas Indonesia, yang dikemukakannya pada 2015, satu pohon jika  dikonversi ke rupiah, rata-rata bisa menghasilkan oksigen senilai Rp. 1.174.000 perhari.

Sementara dalam sehari manusia rata-rata menghirup oksigen sebanyak 0,5 kg. Bisa dibayangkan dalam sehari, sebatang pohon bisa mensuplai oksigen atau menghidupi manusia sebanyak tiga orang.

Kedua, pohon menyerap karbon dioksida dan gas-gas beracun lainnya pada siang hari, saat menghasilkan oksigen. Karbon dioksida ini dihasilkan oleh makhluk hidup, termasuk manusia dan tumbuhan, serta dunia industri dan kendaraan bermotor melalui asap sisa pembakarannya. Karbon dioksida ini merupakan unsur senyawa yang mempunyai andil besar terhadap krisis dan kerusakan lingkungan hidup global, seperti penipisan lapisan ozon yang berdampak pada meningkatnya panas bumi dan kondisi iklim yang tidak stabil belakangan ini.

Ketiga, akar pohon menyerap air hujan yang masuk ke dalam tanah, mengikat air tanah, dan mencegah air meluap menjadi banjir saat musim hujan. Air yang diikat oleh pohon ini menyumbang andil besar munculnya mata air atau sekurang-kurangnya menjaga stabilitas debit air pada mata air dan sungai. Air ini merupakan salah satu kebutuhan esensial manusia dan makhluk hidup lainnya yang tidak bisa ditunda ketersediaannya.

Keempat, pohon menghasilkan bunga, buah, daun, batang, kayu, akar dan biji yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan hewan. Disamping sebagai sumber makanan dan bahan bangunan rumah, juga sebagai bahan dasar obat-obatan dan potensi perekonomian.

Dan kelima pohon menjadi "rumah", tempat tinggal dan bernaung, dan "kebun", sumber bahan makanan, berbagai organisme, seperti burung, kupu-kupu, lebah, ulat dan yang tidak terlihat oleh mata telanjang.


Permasalahan Kesadaran dan Kemauan

Sesungguhnya pengetahuan masyarakat baik pada aras dunia maupun Indonesia sendiri mengenai urgensi dan vitalitas fungsi dan manfaat pohon bagi kehidupan di muka bumi ini, sudah makin meningkat dari waktu ke waktu. Namun yang menjadi permasalahan adalah peningkatan pengetahuan tersebut belum diikuti dengan makin meningkatnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk melaksanakan aksi menanam dan memelihara pohon. Hal ini merupakan kenyataan yang sedang kita hadapi sekarang ini. Disamping itu, kita juga sedang menghadapi kenyataan bahwa populasi pohon dunia bukannya makin bertambah, tapi justeru makin menurun tajam dari waktu ke waktu. Pohon-pohon tergusur atas nama kemajuan dan oleh kekuasaan pembagunan infrastruktur, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dengan konsekuensi makin meningkatnya kebutuhan papan, dan pembalakan liar habitat hutan untuk memenuhi keserakahan kepentingan perekonomian, baik perseorangan maupun kelompok.


Perlu Gerakan Menanam Pohon

Mengingat kelangsungan hidup kita dan makhluk hidup lainnya sangat tergantung dari pohon, maka merupakan tindakan yang arif-bijaksana jika dalam semangat momentum peringatan HMPI dan BMN tahun ini, kita perlu serentak satu visi, satu niat, satu langkah dan satu tindakan untuk menyerukan dan melakukan gerakan menanam pohon. Jika setiap orang merasa terpanggil untuk menanam satu bibit pohon saja, maka sungguh merupakan suatu perbuatan yang luar biasa. Apalagi jika kita mengindahkan ajakan moral pemerintah kita agar setiap individu di Indonesia wajib menanam sekurang-kurangnya dua puluh lima pohon selama hidupnya, tentu merupakan perbuatan yang jauh lebih dahsyat lagi. Karena kita telah mempunyai andil besar dalam memelihara kehidupan di muka bumi ini. Gerakan menanam pohon tersebut perlu menjadi komitmen moral kita semua. Komitmen ini dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah, perguruan tinggi, lembaga pemerintah, lembaga sosial dan lembaga usaha swasta serta masyarakat umum.

Untuk mewujudkannya sebetulnya tidak sulit dan juga tidak membutuhkan investasi yang besar. Bibit pohon tersedia di sekitar lingkungan kita. Tinggal cabut atau cungkil dan tanam, baik di pekarangan, lokasi mata air, daerah aliran sungai, dan kawasan kehutanan. Yang dipenting dirawat, pasti hidup karena sedang musim hujan. 

Memang di sini memerlukan kesadaran, pengorbanan waktu dan tenaga, serta keteladanan atau kepahlawanan tersendiri untuk memulai saling mengajak dan melaksanakannya. Bagi masyarakat perkotaan yang berniat menggerakan menanam pohon, karena lahan pekarangan terbatas, cukuplah menanam dan merawat pohon bunga di taman saja. Sedangkan bagi masyarakat di daerah-daerah atau pedesaan yang berniat melakukan gerakan menanam pohon di lokasi mata air, daerah aliran sungai dan kawasan kehutanan. Disarankan untuk tidak menanam pohon bernilai ekonomi tinggi seperti jati dan mahoni, karena akan menggoda masyarakat untuk masuk dalam pencobaan pencurian atau pembalakan liar pohon-pohon tersebut ketika nantinya sudah layak ditebang. Sebaiknya tanamlah pohon seperti jenis beringin, kesambi, asam dan trembesi.

Ayo mari membudayakan gerakan menanam pohon. Menanam pohon menyelamatkan kehidupan. Memelihara pohon mencintai kehidupan. Hidup kita sendiri, makhluk hidup lainnya, dan lingkungan hidup global.


Sumber :

https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/mari-budayakan-menanam-pohon-45

Monday, December 9, 2024

Antisipasi Perubahan Iklim, Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Tanam Pohon

Presiden Jokowi didampingi Seskab Pramono Anung dan Mentan Amran Sulaiman pada acara Gerakan Tanam Pohon Bersama di Hutan JIEP Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (29/11/2023). (Foto: Humas Setkab/Agung)

29 November 2023

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat di seluruh tanah air untuk menggalakkan gerakan menanam pohon sebagai bagian dari upaya mengantisipasi perubahan iklim dan pemanasan global.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi usai menghadiri acara Gerakan Tanam Pohon Bersama di Hutan JIEP Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (29/11/2023).

“Kegiatan penanaman pohon ini tidak hanya hari ini saja, tapi akan dilakukan serentak bersama-sama di seluruh provinsi di Indonesia, dalam rangka perubahan iklim, dalam rangka pemanasan global, dalam rangka mengatasi polusi yang sudah kita rasakan nyata terjadi, dan kita rasakan semuanya,” ujar Presiden Jokowi.

Kepala Negara menyampaikan, memasuki musim penghujan saat ini dapat menjadi momentum untuk melakukan penanaman pohon secara masif.

“Kemarin enggak kita lakukan karena memang masih musim kemarau, ini musim hujan pas Desember ke sana, nanti akan kita lakukan terus-menerus di seluruh provinsi, di seluruh provinsi tidak hanya di Jabodetabek,” ujarnya.

Memasuki musim penghujan, Presiden Jokowi juga mengingatkan jajaran pemerintah baik di pusat maupun daerah, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk mewaspadai potensi bencana banjir.

“Semuanya waspada, BNPB, di pusat maupun daerah waspada. Selain itu, saya sekali lagi seluruh mengajak masyarakat untuk menanam pohon apapun di lingkungan masing-masing, pohon apapun,” tandasnya.

Terkait penanaman pohon serentak di Jakarta, Presiden mengungkapkan bahwa penanaman dilakukan di lebih dari 900 titik. Presiden pun mengucapkan apresiasi kepada pihak terkait yang mendukung terlaksananya kegiatan penanaman pohon tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih ini partisipasi banyak perusahaan, banyak asosiasi, saya lihat ada Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung (JIEP), ada dari REI (Real Estate Indonesia), APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia), semua memang kita ingin gerakan bersama-sama,” pungkasnya.


Sumber :

https://setkab.go.id/antisipasi-perubahan-iklim-presiden-jokowi-ajak-masyarakat-tanam-pohon/

Strategi Pengelolaan Karbon Biru di Indonesia

9 Juli 2021 , dibaca 6915 kali. Nomor: SP. 217/HUMAS/PP/HMS.3/07/2021 Ekosistem pesisir di Indonesia terutama mangrove, padang lamun dan kaw...